Dua rantai nilai kentang yang berbeda berdampingan di seluruh Indonesia:
- Kentang untuk konsumsi segar (kentang ware), hampir seluruhnya berasal dari varietas Granola; dan
- Kentang untuk industri pemrosesan makanan, didominasi oleh Indofood dan varietas kentang Atlantis.
Kentang ware (Granola)
Penelitian menggambarkan dengan detail rantai pasar tradisional yang telah ada yang terhubung dengan produsen kentang untuk pasar di Jawa Timur dan sekitarnya. Meliputi rantai pasar non-tradisional seperti mereka yang memasok kepada supermarket di Surabaya dan tempat lain di Jawa Timur, dan rantai nilai untuk kentang ware di Bali dan pulau lain.
Kentang untuk diproses (Atlantis)
Penelitian ini meneliti mengenai produksi dan pemasaran dari kentang Atlantis, dengan memberikan perhatian khusus pada pengaturan/susunan antara para petani dan industri, terutama Indofood. Biaya dan pengembalian dibandingkan dengan Granola dan pilihan hasil pertanian lain.
Penelitian juga meliputi penjelasan terhadap satu kluster produksi keripik/chip kentang milik SME, di Batu, Jawa Timur, dengan maksud untuk menentukan apakah terdapat potensi untuk intervensi di sektor ini.
Intervensi yang direkomendasikan
Intervensi solusi berbasis-pasar yang direkomendasikan adalah:
- Uji coba varietas yang telah ada tetapi yang masih baru (Bliss) pada kluster pemrosesan di Batu, berdasarkan pada bibit umbi yang telah diproduksi oleh kelompok petani di Kabupaten Malang.
- Memperluas sistem penggandaan dan distribusi bibit di Jawa Timur, berdasarkan pada dukungan kepada wirausahawan yang telah ada (cth. di Tosari, Pasuruan), dengan skema pembiayaan yang mendorong petani yang lebih miskin untuk dapat menyediakan sendiri sarana produksi ini.
- Penggunaan sarana produksi bahan kimia pertanian yang efisien, dengan pengembangan insentif berbasis-pasar jika memungkinkan.
- Pengembangan skema kontrak produksi kentang yang terhubung dengan operasional Indofood di Lombok (dan berpotensi di Bondowoso, Jawa Timur).